MASALAH


Entah kata apa yang pantas,
Bangsat, anjing, setan, ataukah iblis untuk menyebutnya
Entah karna ajaran yang dianutnya ataukah memang sudah tabiatnya,
Keras kepala dan cenderung menghalalkan segala cara
Ketika ku duduk disini menulis sesuatu yang tak berarti pun
Dia dengan bengisnya menghujani maut di tanah yang katanya tempat para nabi- nabi
Menebar aroma kematian di tempat Al Aqso berdiri
Meluluhlantakkan bumi yang dianggap suci bagi tiga agama Illahi.

Sempat dalam hati ku bertanya
Tak berartikah jutaan anak tak berdosa terkapar bersimbah darah tak bernyawa?
Tak terketukkah hatinya mendengar ribuan ibu meraung meratapi anaknya yang hilang entah kemana?
Tak bosankan ia mengalirkan darah para pemuda pemberani yang melawan dengan melempari batu tank- tanknya?

Ah bodohnya aku…..
Dia bukanlah manusia tapi iblis yang menjelma,
Hati dan nurani manalah ia punya!

Ini bukan masalah agama bung!
Bukan masalah sejarah, bangunan megah, ataupun minyak yang melimpah.
Bukan masalah perseteruan abadi antara sunni dan syi'ah
Bukan pula masalah PBB yang tak kuasa berbuat apa-apa
Ataupun para pemimpin bangsa yang berlomba mengutuk keliarannya tanpa melakukan tindakan nyata untuk membela.

Ini masalah genocida jutaan nyawa tak berdosa,
Masalah kemanusiaan yang terkoyak jiwa dan raganya,
Masalah kebiadaban yang luar biasa di luar jangkauan nalar manusia,
Masalah perlu disegerakannya genjatan senjata,
Masalah Negara-negara tetangga yang menutup perbatasan mereka dikala kezaliman merajalela, kekejaman melanda, dan pembantaian membabi buta padahal mereka adalah saudara.

He.. Hamas!, he… Fattah!
Sudahlah..lupakan dulu sengketamu, buang dulu dendam pribadimu
Bersatulah…
Majulah…
Lawanlah….
Bejuanglah…
Demi menyeka air mata darah yang mengalir deras dari mata indahnya,
Demi mengeringkan tanah yang terbanjiri air mata yang bercampur darahnya.


Malang, 12 Januari 2009

No comments:

Post a Comment